Waduh! Fitur Belanja Twitter Punya Celah Keamanan

Addiction.id-Jakarta Fitur “shopping” atau belanja di Twitter membawa risiko keamanan yang bisa merugikan penggunanya, dilansir dari The Verge (27/8).

The Verge melaporkan bahwa informasi itu didapat dari memo internal yang dikirim ke tim karyawan Twitter pada Juli lalu. Disebutkan bahwa sejumlah fitur belanja Twitter—baik yang sudah ada maupun yang belum dirilis—dikategorikan sebagai berisiko tinggi, dengan peringatan bahwa moderasi konten belum diprioritaskan dalam aktivitas belanja.

Untuk diketahui, fitur belanja itu pertama kali dirilis pada Juni lalu. Fitur ini memungkinkan merek membuat daftar item untuk dijual dan menyematkan sejumlah produk di profil. Tak seperti Instagram yang bisa menjual langsung di platform, item yang dijual di profif Twitter mesti ditautkan dengan situs web merek.

Di memo berjudul “penilaian risiko”, sejumlah alat belanja di Twitter dikategorikan “tinggi.” Salah satu kekhawatiran berisiko tinggi ialah data yang diisi merek atau pebisnis, seperti nama dan deskripsi toko, yang diperingatkan oleh memo itu bisa dimanfaatkan oleh aktor jahat.

Fitur shop atau toko Twitter memungkinkan siapa saja dengan akun jualan menjual produk untuk dijual secara manual ke profil mereka. Saat memilih item untuk ditampilkan di toko Twitter, penjual bisa menambahkan nama dan deskripsi toko khusus langsung di dasbor Twitter. Di bagian inilah tim di Twitter menunjukkan adanya risiko.

Memo itu memaparkan tentang proses mencari dan menghapus konten yang berpotensi berbahaya di fitur belanja di Twitter. Dikatakan bahwa Twitter belum memiliki kebijakan tentang apa yang dianggap sebagai pelanggaran nama toko atau deskripsi, dan tidak memiliki panduan tentang bagaimana pelanggaran harus ditangani. Memo tersebut juga mencatat bahwa Twitter tidak memiliki alat untuk mendeteksi pelanggaran dalam nama dan deskripsi toko, dan tak ada cara bagi pengguna untuk melaporkan etalase untuk masalah ini.

Nilai jual utama fitur belanja Twitter ialah kemampuan untuk berbagi. Selain itu, Twitter telah memperkenalkan pembaruan lain seperti pengingat yang memungkinkan pelanggan mendapat notifikasi dan tweet tentang produk baru dari merek.

Saat ini, pengguna Twitter memiliki kemampuan untuk mengeklik ke toko penjual, lalu melihat produk, dan mengeklik ke situs web. Namun, belum ada kemampuan berbagi etalase. Adapun memo internal mencantumkan bahwa penilain risiko untuk kemampuan berbagi etalase terbilang “tinggi”. Jika fitur ini dirilis, maka konten berbahaya lebih leluasa masuk dan akan ada lebih banyak  konten yang melanggar peraturan Twitter.

Twitter memiliki beberapa mekanisme deteksi otomatis untuk produk individual yang terdaftar untuk dijual, menurut memo tersebut. Namun, tindakan proaktif untuk mendeteksi pelanggaran “terbatas”. Belum lagi, perusahaan memiliki staf dan alat yang minim untuk meninjau hal tersebut.

“Oleh karena itu, ’Shareable Shops’ (atau toko yang bisa dibagikan) meningkatkan kemungkinan bahwa pengguna bisa melihat Toko atau produk yang melanggar kebijakan (Twitter),” bunyi memo itu. “Ini juga dapat mendorong aktor jahat untuk mempromosikannya.”

Juru bicara Twitter Lauren Alexander mengonfirmasi keaslian memo itu. Ia juga mengatakan bahwa memo itu merupakan bagian dari penilaian fitur baru yang dipimpin oleh tim produk. Alexander mengatakan penilaian diharapkan untuk memastikan keamanan produk baru.

“Kami selalu bekerja untuk meningkatkan keamanan layanan kami dan itu terutama berlaku untuk pembaruan produk dan fitur,” kata Alexander. “Kami sengaja meluangkan waktu untuk menguji fitur belanja baru kami sehingga—sebelum kami memperluas atau memperluas ke pasar baru—kami bisa mempelajari dampaknya untuk kesehatan dan keselamatan.”

pembaruan produk dan fitur,” kata Alexander. “Kami sengaja meluangkan waktu untuk menguji fitur belanja baru kami sehingga—sebelum kami memperluas atau memperluas ke pasar baru—kami bisa mempelajari dampaknya untuk kesehatan dan keselamatan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :