Menavigasi Penipuan Iklan dan Penyalahgunaan Privasi Konsumen dalam Iklan Terprogram

oleh Jalal Nasir*
Addiction.id Programmatic advertising atau iklan terprogram merupakan pasar global senilai $200 miliar yang kini berkembang pesat dan menjangkau luas, di mana Connected TV (CTV) menjadi akselerator terbarunya. Sayangnya, di lain sisi, sektor bisnis dipenuhi dengan penipuan dan penyalahgunaan privasi, terutama di media baru seperti CTV dan seluler.
Kerugian global akibat penipuan iklan melebihi $35 miliar pada tahun lalu. Federasi Pengiklan Dunia (World Federation of Advertisers/WFA) memproyeksikan angka ini akan meningkat menjadi $50 miliar pada 2025. Menurut WFA, penipuan iklan menjadi sumber pendapatan kedua organisasi kejahatan, setelah perdagangan narkoba.
Untuk iklan video di seluler dan CTV serta mengukur keefektifan iklan, pemimpin bisnis harus memastikan bahwa mereka menjangkau pelanggan—bukan bot—dan mencapai tujuan bisnis sambil mematuhi peraturan dan undang-undang yang ada.
Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan oleh para pemimpin bisnis untuk menjaga reputasi dan pengeluaran iklan mereka:
- Gunakan alat canggih untuk mengungkap serangan penipuan iklan. Untuk ini, dibutuhkan anggaran iklan yang lebih.
- Menganalisa anggaran dengan mempertimbangkan kualitas dan jangkauan, menimbang penipu terus memanfaatkan historis pengiklan untuk menjangkau korban.
- Mengakui bahwa “Zaman Privasi” telah tiba; pemimpin bisnis harus tetap patuh dan melindungi citra brand mereka di pasar iklan.

Ketahui berbagai jenis penipuan iklan di CTV dan seluler untuk melindungi anggaran iklan
Penting untuk mempertimbangkan bagiamana anggaran iklan Anda yang dihamburkan pada lalu lintas yang tak valid. Meskipun 78% rumah tangga AS sekarang bisa dijangkau melalui iklan CTV terprogram, tingkat penipuan iklan tetap tinggi yaitu 24% pada Q4 2020. Serangan penipuan iklan tradisional, seperti spoofing (yaitu, berpura-pura menjadi penerbit lain) dan situs atau aplikasi palsu, sedang digantikan oleh skema yang lebih maju, pemanfaatan perangkat CTV.
Mengetahui bahwa penipuan iklan menyia-nyiakan anggaran Anda adalah hal yang perlu diidentifikasi pertama kali. Namun, para pemimpin bisnis perlu memahami skema yang berbeda agar mereka bisa menerapkan perlindungan yang tepat, di saat yang tepat.
Melihat jangkauan melalui lensa berkualitas
Sejauh ini, pengukuran iklan difokuskan pada jangkauan. Namun, jangkauan ini sejatinya tak bisa dilepaskan dari kualitas lalu lintas iklan.
Berjuang untuk menjangkau audiens, namun mengabaikan kualitas lalu lintas iklan bisa menciptakan peluang untuk penipuan iklan. Lalu lintas iklan palsu yang menciptakan ilusi “jangkauan” telah menjadi pokok dalam banyak skema penipuan iklan. Menurut The Drum, beberapa skema CTV membuat hingga 650 juta permintaan tawaran per hari dari bot.
Rasio tayangan tinggi yang gagal dikonversi menjadi penjualan aktual dan anomali harga (dibandingkan dengan grup sejenis) merupakan pertanda buruknya kualitas lalu lintas iklan.
Karena ekosistem CTV yang berkembang menuntut penetapan harga premium, pengiklan mungkin tergoda untuk mencari penawaran. Namun, beberapa layanan TV streaming terkemuka, seperti XUMO dan Philo, telah memperingatkan pengiklan terkait harga yang tampaknya “mustahil”. Mereka mengatakan bahwa itu mungkin saja penipuan. Cobalah identifikasi dari lalu lintas berasal dan ajukan pertanyaan jika melihat data yang mencurigakan.
Industri iklan sendiri juga menolak memberi alat kepada pemilik bisnis yang diperuntukkan mencegah penipuan iklan. Ada beberapa kelompok kerja industri dan organisasi pengawas—termasuk Media Rating Council, Interactive Advertising Bureau, dan Trustworthy Accountability Group—yang mengakreditasi platform dan pemasok tertentu untuk memerangi penipuan iklan.
Kelompok tersebut juga secara teratur merilis standard dan program industri yang dirancang untuk mengatasi penipuan, seperti inisiatif Ads.txt untuk membantu pengiklan mengidentifikasi bahwa mereka berinvestasi melalui pihak ketiga yang sah. Semua pemilik bisnis harus menggunakan platform bersertifikat—termasuk program dan standard yang baru muncul—untuk tetap mengikuti tren terbaru guna menghalau penipuan iklan.
Para pemimpin bisnis perlu memprioritaskan keamanan dan kepatuhan brand
Selain menavigasi ekosistem kualitas iklan yang kompleks, brand kini harus mempertimbangkan apakah penerbit yang bekerja sama dengan mereka aman bagi brand dan mematuhi undang-undang privasi terbaru.
Pada Mei 2021, Pixalate memprediksi bahwa 22% aplikasi Apple App Store dan 9% aplikasi Google Play Store yang menayangkan iklan terprogram tak punya kebijakan privasi. Ini penting karena sudah ada kasus data konsumen yang disalahgunakan sebagai bagian dari skema penipuan iklan.
Kemudian 70% aplikasi Google Play Store memiliki setidaknya satu dari apa yang disebut Google sebagai “izin berbahaya”, ini meningkat 5% di 2020. Selain itu, aplikasi yang menayangkan iklan terprogram, 80% aplikasi Apple App Store dan 66% Google Aplikasi Play Store, menjadikan anak-anak berusia 12 tahun ke bawah sebagai audiens. Dalam hal ini, mereka mesti mematuhi Aturan Perlindungan Privasi Daring Anak (Children’s Online Privacy Protection Rule/COPPA).
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh pemimpin bisnis dan brand perihal kemanan brand. Yang paling penting ialah apa yang dianggap “aman” untuk sebuah brand—tak ada standar emas, karena setiap brand memiliki visi, misi, dan tujuan yang berbeda. Keamanan brand bersifat subjektif. Namun, penting untuk kesuksesan.
Penipuan iklan, keamanan brand, dan peraturan soal data terus berkembang. Para pemimpin bisnis mesti mengikuti dinamika ini, tetap pantau perubahan pasar, dan berinvestasi dengan mitra yang tepat demi konsumen—bukan bot—bisa terlibat dengan konten secara efektif.
*Pendiri dan CEO Pixalate, platform pemasaran dan intelijen penipuan iklan global. Sebelumnya, dia merupakan salah satu anggota tim pencegahan penipuan dan manajemen risiko di Amazon.